Capoeira
Capoeira
|
|
Capoeira atau tarian Peperangan oleh Johann Moritz Rugendas, 1825, dipublikasikan pada 1835 |
|
Fokus
|
|
Negara asal
|
|
Praktisi ternama
|
|
Olahraga Olimpiade
|
Tidak
|
Capoeira.
Capoeira merupakan
sebuah olah raga bela diri yang
dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian
dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi
oleh musik dan disebut Jogo.
Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam
pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.
Capoeira adalah
sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brasil oleh
budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brasil untuk
bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan
latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali
senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque
(gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan
latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta
yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka
yang bernama senzala.
Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh "pemburu"
profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya
capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk
mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam
hutan yang dalam bahasa tupi-guarani
(salah satu bahasa pribumi di Brasil) disebut
caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni
bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa
yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai.
Quilombo yang paling penting adalah Palmares
yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga
kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi
mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi.
Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brasil mulai mengimport
pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja
di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke
kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai
menjadi penjahat.
Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh
orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia
dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan
orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada
waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini
merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan
menyanyikan fado
(musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga
beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brasil berteriak melawan pengaruh
Afrika dalam kebudayaan negara, dan
ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada
dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan
di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba,
mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brasil pada waktu itu,
dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan
akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama
yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha),
yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba,
yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.
Sejak masa itu
hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini
capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak
orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat
mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama
dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur.
Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brasil Jorge
Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena
ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari
“ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak
silat, wushu kung fu, dll...; ginga
adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari
waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali
adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda
para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di
tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik
Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan
dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian
tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan.
Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan
capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.
Capoeira tidak
saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brasil,
dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih
internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness
center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar
menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu
e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).
Di Indonesia,
sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin
berkembang.
Beberapa
gerakan dalam Capoeira:
- Ginga
- Handstand
- Backflip
- Headspin
- Handstand
Whirling
Ginga
GINGA merupakan
suatu gerakan dasar capoeira(sebuah kuda - kuda dalam ilmu beladiri
lainnya.Ginga dimulai dari posisi paralel,yaitu posisi seperti duduk tanpa
kursi,kemudian tarik kaki kiri kebelakang,bersamaan dengan tangan kanan
kedepan,ulangi dengan posisi paralel kemudian tarik kaki kanan kebelakang dan
tangan kiri kedepan.Ulangi terus hal tersebut sampai tak canggung lagi
melakukannya.Perlu diingat,bahwa tangan dan kaki yang digerkan secara bersamaan
harus berbeda arah(tangan kanan maka kaki kiri,lalu tangan kiri maka kaki
kanan).Ginga banyak variasinya,nantikan artikel saya selanjutnya tentang
variasi gerakan ginga dan tentang filosofi Roda Capoeira."MUITO-MUITO
OBRIGADO,CAMARA!!!"Contra Mestre Edinho(Santa Maria de Grupo Indonesia).
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
|
- Capoeira Mannheim "Germany"
- MundoCapoeira.Com
- (Indonesia) Capoeira Brincadeira Indonesia
- (Indonesia) Capoeira di yogyakarta
- (Indonesia) Sinha Bahia Indonesia
- (Indonesia) Capoeira Indonesia
- (Indonesia) Capoeira di kota Solo
- (Inggris) Planet Capoeira
- Capoeira Video
- Literatur Capoeira Geschichte Capoeira
Mannheim
- Capoeira Ludwigshafen
- Capoeira Mannheim
- Literatur Capoeira Geschichte Capoeira
- Capoeira Lu/Ma
- Capoeira Geschichte
- Capoeira movements
No comments:
Post a Comment